Kami telah memperbarui Syarat & Kebijakan Privasi pada tanggal 26 Februari 2024. Klik disini untuk meninjau!

Cek disini close
23 Nov

Cara Meningkatkan User Produk Anda dengan Model Bisnis Freemium

Veritrans Indonesia

by Veritrans Indonesia

view3188Views

cara meningkatkan user

Freemium adalah kombinasi kata dari free dan premium yang menjelaskan model bisnis dimana fitur utama produk Anda diberikan secara gratis untuk sebagian besar pengguna Anda dan menjual produk premium kepada bagian yang lebih kecil dari data pengguna Anda. Freemium tidak sama dengan produk free trial, karena pada free trial Anda diberikan batas waktu tertentu untuk mencoba produk atau layanan yang diberikan sebelum membeli produk aslinya.

freemium model

Model bisnis freemium memainkan peranan utama dalam industri saat ini. Misalnya Google yang meraup 98% keuntungan dari produk freemium dan 95% keuntungan produk freemium dari applikasi Apple. Freemium tidak hanya diterakan untuk bisnis software saja, bahkan koran, musik, pendidikan dan telekomunikasi-pun dapat menerapkan model bisnis ini. Oleh karena itu ciptakan situasi dimana Anda dapat memberikan fitur utama layanan atau produk Anda dan menciptakan profit dengan meningkatkan (up-selling) produk atau service yang Anda miliki.

Perusahaan yang sukses menerapkan model bisnis freemium melakukan 3 tahap berikut ini, yaitu:

  1. Perusahaan memberikan layanan dan produk gratis, mengedukasi pengguna dan membuat produk mereka penting dalam pikiran pengguna. Hal ini selain menguntungkan perusahaan, juga menguntungkan konsumen karena mereka dapat merasakan pangalaman langsung dalam menggunakan produk dan service yang ditawarkan sebelum membelinya.
  2. Menggunakan data pengguna untuk memperbaiki produk atau service perusahaan. Hal ini membantu marketing dan tim produk untuk memahami segmentasi pasar mereka dan meningkatkan pengalaman on-boarding bagi setiap konsumen.
  3. Mengumpulkan informasi mengenai konsumen untuk kepentingan sales. Ketika konsumen sign up atau download produk mereka, perusahaan mengumpulkan data yang cukup mengenai pengguna mereka dan menganalisa kegiatan yang mereka lakukan. Dengan data ini dapat dijadikan sebagai landasan bagian user mana yang akan berkembang dan tidak. Hal ini tentu membantu dalam menentukan prioritas untuk penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

Berikut ini merupakan contoh produk yang sukses di pasar dengan menerapkan model freemium sebagai strategi pemasaran mereka :

Dropbox

apa itu dropbox

Dropbox menawarkan layanan gratis untuk menyimpan file Anda hingga 2 GB. Layanan gratis ini memberikan Anda kesempatan untuk merasakan pengalaman menggunakan produk seperti mudahnya menyimpan file Anda, membagi file Anda dengan orang lain dan sebagai space untuk mem-back up file Anda.

Dropbox dapat Anda akses melalui PC dan mobile. Seseorang yang selalu menyimpan file besar seperti foto dan video merasa bahwa layanan gratis 2 GB tidak cukup. Oleh karena itu untuk mendapatkan space yang lebih besar, Anda harus mengeluarkan biaya $9.99/ bulan. Biaya tersebut rela dikeluarkan oleh pengguna karena sudah merasakan manfaat penggunaan Dropbox dalam kehidupan sehari-hari.

HootSuite

apa itu hootsuite

Hootsuite adalah social media management tools yang menawarkan individu mengatur 3 profile social media dan bagi perusahaan ini sangat membantu kinerja mereka. Pendekatan yang dilakukan Hootsuite memberikan user pengalaman untuk mengetahui manfaat dari platform mereka dengan memberikan akses pada fitur utama mereka. Pendekatan ini berhasil karena pada dasarnya banyak user memiliki lebih dari 3 social media profile dan untuk akses yang lebih, Hootsuite men-charge $4.99 kepada setiap penggunanya.


Model bisnis freemium dapat menarik perhatian pebisnis namun model ini tidak berhasil diterapkan dalam semua case. Tiga kondisi yang harus diterapkan dalam penggunaan model ini yaitu jumlah pengguna potensial, keuntungan yang kompetitif dalam market, memiliki proporsi nilai sederhana dan terarah dalam penggunaan produk dan biaya margin yang dikeluarkan untuk pengguna.

Selamat mencoba!

Sumber : Tomasz Tunguz , Forbes